Monday, July 14, 2008

Merakyat atau Sekedar Berkumpul di Luar…?

Bagi anda yang pernah berkunjung ke Semarang ataupun yang asli Semarang pasti sudah tahu yang namanya Gang Warung, temennya Gang Pinggir, Gang Lombok, dll. (atau mungkin juga beberapa ada yg blom tahu).

Gang Warung adalah suatu tempat di salah satu sudut kota Semarang, dekat dg Pasar Johar dan Kota Lama. Di gang ini pada saat akhir pekan (Jumat, Sabtu) malam hari biasanya akan menjadi sangat ramai, dan ditutup buat kendaraan (mobil & motor tidak boleh masuk). Kenapa sebabnya...? Karena pada saat malam hari d akhir pekan gang ini akan berubah menjadi kawasan tempat makan dan bersantai baik bagi warga sekitar maupunpun orang2 yg ingin berkunjung d sana. Ya, boleh dibilang gang ini pada akhir pekan malam hari adalah Kya-kya-nya Semarang. Saat pertama kali ke tempat ini, saya langsung merasa seperti berada di Kya-kya Surabaya. Bentuk, suasana, dan situasinya hampir mirip dg di Kya-kya Surabaya, hanya luasnya lebih kecil daripada Kya-kya di Surabaya.

Warung Semawis, demikianlah nama resmi untuk gang Warung Semarang pada akhir pekan d malam hari.

Di tempat ini pada saat akhir pekan malam hari, anda bisa melihat makhluk2 semacam pacarnya Arif Jogiantoro (saat ini) berseliweran, dan berkumpul di sana. Mulai dari yang paling bening bak artis HongKong sampai yang paling kacau kayak babi, semua bisa anda lihat di sini pada saat akhir pekan malam hari. Makhluk2 seperti itu yang biasanya terlihat di mall2 dan pusat perbelanjaan mewah, sekarang bisa anda lihat dan nikmati di sebuah gang yang sempit, agak kumuh, dan kecil ini, dengan beberapa bangunan tua di sisi kanan-dan kirinya. Ya, di gang ini mereka berkumpul, makan2, bercanda, tertawa gembira, bernyanyi2 karaoke, dan bersantai menikmati akhir pekan di udara terbuka, di tempat yang jauh sekali dari kesan mewah.

Saat ke sini mungkin anda akan berpikir, ooh, ternyata makhluk2 seperti itu bisa merakyat juga ya... Mau makan di tempat terbuka dan tidak mewah.

Eits, tunggu dulu, jangan salah, merakyat bukan berarti cuma berada dalam tempat dan situasi yang tidak mewah. Merakyat adalah mau bersosialisasi, bekerjasama, dan saling mencintai dengan orang yang berbeda ras, warna kulit, dan kekayaan. Tanpa memikirkan keuntungan diri pribadi.

Jadi walaupun mereka sudah mau untuk makan dan beracara di tempat yang tidak mewah, bukan berarti mereka sudah merakyat, toh sesudah itu mereka juga kembali lagi ke habitatnya masing2. Dan lagi, sebagian besar yang datang ke tempat ini adalah makhluk2 semacam itu (Arif Jogiantoro dan pacarnya saat ini). Persentase Wana’nya sedikit sekali, entah karena minder atau karena merasa dicuekin dan kurang disambut dengan hangat. Padahal kalau ingin cuci mata, di sana adalah tempat yang cocok sekali. Selain itu walaupun mereka sudah berkumpul di suatu tempat yang tidak mewah, namun saya masih melihat adanya perbedaan antara yang kaya dan yang miskin dari pakaian, bentuk fisik, kendaraan, dan atribut2 yang mereka kenakan. Hanya saja, walaupun ada perbedaan tingkat perekonomian di antara mereka sendiri, mereka cenderung bersikap lebih enak pada sesama jenis, daripada dengan jenis lain.

No comments: